Dalamkonsep filsafat islam, alam semesta adalah wujud atau eksistensi Tuhan dalam kehidupan ini, dan mencerminkan tanda-tanda kebesaran Tuhan, atau ayat-ayat-Nya. Alam semesta tidak bisa dilihat dengan mata kepala manusia, karena penglihatan mata kepala manusia sangat terbatas. Alam semesta sebagai eksistensi tuhan dalam kehidupan ini, meliputi langit, bumi, gunung, samudera, dan lain sebagainya. Malahmenurut saya, filsafat wajib untuk menguji agama. Agama adalah sebuah sistem kepercayaan yang bersifat absolut, total, dan cenderung anti-kritik. Apabila agama diclaim oleh orang-orang tertentu, menurut interpretasi mereka yang dicampur dengan kepentingan politis, hal itu akan menjadi sesuatu yang sangat amat berbahaya. Pengetahuanmanusia tentang malaikat terbatas pada keterangan yang diungkapakan dalam Alquan dan Hadist Rasul. Iman kepada malaikat akan memberikan pengaruh kejiwaan yang cukup besar, seperti kejujuran, ketabahan, dan keberanian. Adapun tugas-tugas malaikat sebagaimana di jelaskan dalam Alquran. Vay Tiền Nhanh. Kendati disadari pengetahuan itu penting masih sering juga muncul pertanyaan untuk apa manusia memerlukannya? Bukankah tanpa pengetahuan manusia juga bisa hidup. Bagi manusia, kegiatan mengetahui merupakan kegiatan yang secara hakiki melekat pada cara beradanya sebagai manusia. Istilahnya dalam filsafat ilmu “knowing is a mode of being”. Secara kodrati manusia memiliki hasrat untuk mengetahui. Ada yang hasratnya besar, sehingga upaya pencarian pengetahuan sangat tinggi dan tidak kenal menyerah. Tetapi ada pula yang hasratnya rendah atau biasa-biasa saja, sehingga tidak bermotivasi mencari pengetahuan. Tetapi dapat dikatakan bahwa semua manusia punya keinginan untuk tahu. Dalam arti sempit pengetahuan hanya dimiliki makhluk yang bernama manusia. Memang ada yang berpendapat berdasarkan instingnya, binatang memiliki pengetahuan’. Misalnya, setiap binatang tahu akan ada bahaya yang mengancam dirinya, atau ada makanan yang bisa disantap. Seekor harimau tahu persis apa ada binatang di sekitarnya yang bisa dimangsa. Seekor tikus juga tahu bahwa di sekitarnya ada kucing yang siap menerkan dirinya, sehingga berdasarkan instingnya dia segera mencari tempat yang aman. Manusia tidak dapat hidup berdasarkan instingnya saja, walau kadang-kadang juga ada manusia yang memiliki insting yang kuat. Manusia memiliki pengetahuan yang didasarkan atas insting sangat terbatas. Tetapi karena manusia merupakan satu-satunya makhluk ciptaan Allah yang diberi akal kata “aql” tidak kurang dari lima puluh kali disebut dalam kitab suci al Qur’an, maka ia dapat memperoleh pengetahuan tentang segala hal. Hebatnya lagi, manusia tidak saja mampu memperoleh pengetahuan yang diperlukan dalam hidupnya, tetapi juga mengembangkannya menjadi beraneka ragam pengetahuan. Berkat pengetahuannya, manusia dapat mengenali dan menguasai dan mengolah berbagai daya isi dunia untuk kehidupannya. Jika binatang hidupnya akan sangat tergantung pada keadaan habitatnya, maka sebaliknya manusia justru dapat mengubah kondisi dan keadaan alam lingkungannya untuk disesuaikan dengan yang dikehendaki. Berkat pengetahuannya, manusia bisa mengubah lingkungan alam natural environment menjadi lingkungan budaya cultural environment. Misalnya, manusia dapat mengubah bambu yang semula tidak berharga menjadi kursi mewah dengan harga tinggi yang bisa dipajang di rumah-rumah mewah. Barang-barang bekas pun juga bisa didaur ulang menjadi barang yang bernilai tinggi. Demikian pula, karena pengetahuannya, manusia juga bisa menyulap bukit terjal menjadi kompleks perumahan mewah dengan tetap melestarikan struktur dan kontur tanah yang ada. Karena itu, ketika manusia bisa mengubah alam dan lingkungannya menjadi sesuatu yang lebih bernilai, maka pada saat itu pula dia melakukan proses memanusiawikan dirinya. “Human beings are humanizing themselves”. Saya yakin saking pentingnya peran akal bagi kehidupan manusia yang bisa melahirkan pengetahuan, Allah mengabadikannya dalam kitab suci al Qur’an dengan menyebut kata “al-aqlu” tidak kurang dari lima puluh kali di berbagai ayat. Dalam studi Content Analysis, penyebutan kata atau istilah dengan berulang kali tidak mungkin tidak bermakna apa-apa. Pengulangan berarti penegasan betapa pentingya arti kata itu. Semakin sering diulang, maka semakin penting maknanya. Demikian salah satu cara Allah mengingatkan manusia terhadap hal-hal tertentu yang dianggap penting. Memang pendekatan Content Analysis belakangan memperoleh tandingan, yakni Discourse Analysis. Berbeda dengan Content Analysis yang menekankan makna kata ditentukan oleh seberapa banyak kata itu diulang, maka Discourse Analysis berpandangan makna kata ditentukan oleh konteks di mana kata itu dipakai dan penafsiran terhadap kata atau kalimat dilakukan dengan cara dialektik. . Begitu juga ketika Allah mengulang ayat Fabiayyi Alairabbikuma Tukadziban maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan dalam surat Ar-Rahman tidak kurang dari tiga puluh kali. Ayat itu juga menegaskan betapa manusia merupakan makhluk yang berpotensi kufur atas nikmat dan karunia Allah. Karena itu, malaikat sempat mengajukan keberatan atas segala kelebihan yang diberikan Allah kepada manusia. Tengara Allah itu kini terbukti. Walau punya akal, tetapi bisa kita saksikan dalam kehidupan ini betapa banyak manusia ingkar dan tidak mau bersyukur atas nikmat dan karunia Allah yang demikian melimpah. Mulai bangun tidur sampai tidur lagi setiap hari sepanjang hidupnya bertaburan nikmat dan karunia Allah. Bahkan tidur itu sendiri merupakan nikmat Allah. Bayangkan andai saja kita tidak bisa tidur! Betapa susahnya hidup ini. Ada seorang kawan yang harus pergi ke Cina untuk dioperasi baca hanya dibetulkan salah satu bagian syarafnya yang tidak pas dengan beaya ratusan juta rupiah. Karena itu, mengapa ketika sedang sehat dan bisa beraktivitas apa saja, manusia tidak mau bersyukur. Menutup tulisan ini, marilah kita sadari betapa melimpah karunia dan nikmat yang diberikan Allah kepada kita untuk kita syukuri dengan tiada henti. Salah satu nikmat itu ialah akal, dan lewat akal kita memperoleh dan menciptakan pengetahuan. Dan, karena berpengetahuan itu, kita menjadi makhluk yang manusiawi. Betapa pentingya pengetahuan bagi kita sebagai manusia. Karena itu, agar sifat manusiawi kita tetap melekat pada kita, maka jangan pernah berhenti mencari pengetahuan kapan pun, di mana pun, dan dari siapa pun. _________ Malang, 11 April, 2010 JAKARTA-Surat al-Baqarah ayat 30 mengabadikan protes atau keberatan malaikat atas rencana Allah SWT menciptakan makhluk baru bernama manusia. Apakah keberatan malaikat itu dikagorikan bahwa malaikat memiliki nafsu?Pengasuh Pondok Pesantren Integrasi Quran PPIQ 368, Bandung, Jawa Barat, KH Iskandar Mirza menjelaskan tentang redaksi ayat 30 ini. Sebelum menjelaskanya, Ustaz Mirza terlebih dahulu menyampaikan tentang unsur tiga makhluk yang telah diciptakaan Allah SWT yakni Iblis, Malaikat, dan Manusia. "Setidaknya kita mengenal tiga makhluk Allah SWT dengan kereteria berbeda, yaitu, Iblis bagian dari bangsa jin, Malaikat dan Manusia," katnya melalui kajian onlinenya menjelang Maghrib, Selasa 19/5.Master Trainer di Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Motivasi Spiritual Qurani MSQ ini menyampaikan, bahwa Iblis diciptakan dari unsur api, Malaikat diciptakan dari unsur nur atau cahaya dan Manusia dicipta dari unsur tanah. Tipikal iblis adalah pembangkang, sedangkan malaikat adalah tipikal makhluk taat dan patuh. Hal ini dapat lihat surah at tahrim ayat 6 sebagai bukti bahwa malaikat tidak memiliki nafsu. "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." dengan keberatan malaikat atas rencana Allah ciptakan manusia memang banyak muncul pertanyaan, bagaimana mungkin malaikat bisa melakukan prediksi bahwa "khalifah" yang diwakili oleh Nabi Adam AS sebagai nenek moyang manusia kelak nantinya akan menjadi sosok yang akan melakukan keonaran, kerusakan dan pertumpahan darah?!"Mari kita perhatikan tafsir ayat ke 30 dari surah al-Baqarah, apakah prediksi malaikat terhadap eksistensi "khalifah" adalah bagian dari nafsu malaikat?. KH Mirza menjelaskan, pertama, kata yang digunakan oleh malaikat dalam ayat itu menggunakan bentuk pertanyaan yaitu huruf alif yang dibaca "ataj'alu..." makna alif disini adalah bentuk pertanyaan apakah. Artinya kata KH Mirza, bentuk tanya ini menunjukkan ketidaktahuan malaikat akan new product makhluk bernama "khalifah". Sebgai konsekwensi makhluk yang tidak punya pengetahuan adalah belajar dengan cara diajarkan."Dialog antara Allah dan Malaikat yang sering dimaknai sebagai bentuk protes malaikat ini seringkali dimaknai bagian dari nafsu, padahal itu adalah bentuk ketidaktahuan malaikat," ungkapan malaikat yang mengatakan bahwa nanti "khalifah" ini akan membuat keonaran dan pertumpahan darah tidak lain adalah bagian dari ilmu yang diajarkan Allah SWT pada malaikat. Seakan Allah ingin memberitahukan pada malaikat sebuah informasi penting tentang "khalifah". "Dari kalangan khalifah ini akan lahir para Nabi dan Rasul sebagai pengemban risalah langit, walau ada juga dari golongan makhluk ini yang ingkar dan melanggar titah langit atas potensi dan fisika iblis," begitu kata KH Mirza, semakin jelas bahwa malaikat itu adalah makhluk yang ma'shum bebas dosa, sifatnya tak pernah bermaksiat, senantiasa patuh dan taat pada titah langit. Ditinjau dari kajian nafsu dalam perspektif Alquran pun malaikat tidak memiliki Alquran ada tiga kategori nafsu, yaitu ; muthmainnah yaitu ; keinginan selalu mengingat Allah QS. Al Fajr 27-28, lawwaamah yaitu ; keinginan mencela orang yang melakukan kesalahan baik dosa besar maupun dosa kecil QS. Al-qiyamah 2, dan as su'u yaitu ; keinginan untuk melakukan perbuatan dosa QS. Yusuf 53. KH Mirza menyampaikan, bahwa sifat dan kreteria malaikat yang senantiasa bertasbih, dan mensucikan Allah SWT adalah bagian dari sifat asal malaikat itu sendiri, yang tidak berbuat dan bertindak kecuali adanya titah dan intruksi langsung dari Allah. Bahkan malaikat tidak pernah melakukan inisiatif dalam menjalankan amanah ini katanya, berbeda dengan sifat manusia yang tercipta dari unsur tanah, di mana salah satu sifat tanah adalah menyerah dan menerima apapun yang ditanya di dalamnya tanpa melihat baik dan buruk semua dapat masuk pada dirinya. Sebab itu tiga sifat ini oleh Imam al Ghazali sangat mungkin dapat masuk pada diri manusia. "Yaitu sifat malaikat yang mewakili kebaikan, sifat syaithoniyyah mewakili keburukan, dan sifat hayawaniyah mewakili nafsunya. WaAllahu a'lam," katanya mengakhiri kajian onlinenya. ADA 10 malaikat yang wajib diketahui, yakni Jibril, Mikail, Israfil, Izroil, Munkar, Nakir, Rokib, Atid, Malik, Ridwan. Para malaikat ini adalah hamba Allah SWT yang dibebani untuk melaksanakan ibadah, dan mereka senantiasa tunduk dan merendahkan diri kepada Allah secara sempurna, dengan tidak pernah melanggar perintah-Nya serta mengerjakan segala apa yang diperintahkan oleh-Nya. BACA JUGA Sekelumit Pengetahuan tentang Malaikat dari Alquran dan Hadis 1 Mereka memiliki tugas dan kedudukan yang berbeda-beda. Allah berfirman وَمَا مِنَّآ إِلَّا لَهُۥ مَقَامٞ مَّعۡلُومٞ “Tidak ada seorangpun di antara Kami malaikat melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu.” QS ash-Shaaffat 164 Allah juga berfirman وَمَا مِنَّآ إِلَّا لَهُۥ مَقَامٞ مَّعۡلُومٞ “Tidak ada seorangpun di antara Kami malaikat melainkan mempunyai kedudukan yang tertentu.” QS ash-Shaaffat 164 Nah, berikut ini sekelumit keterangan tentang hal tersebut yang dikabarkan dalam Alquran dan hadis 1 Yang sangat dekat dengan Allah Di antara mereka ada malaikat yang sangat dekat kedudukannya dengan Allah, seperti yang dijelaskan dalam firman-Nya لَّن يَسۡتَنكِفَ ٱلۡمَسِيحُ أَن يَكُونَ عَبۡدٗا لِّلَّهِ وَلَا ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ ٱلۡمُقَرَّبُونَۚ “Al-Masih sekali-kali tidak enggan menjadi hamba bagi Allah, dan tidak pula enggan malaikat-malaikat yang terdekat kepada Allah.” QS an-Nisaa’ 172 Dan malaikat terdekat yang paling mulia ialah Jibril, yang Allah SWT telah mensifatinya dengan Ruhul Qudus, dan Ruhul Amin serta yang mempunyai kekuatan. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya إِنَّهُۥ لَقَوۡلُ رَسُولٖ كَرِيمٖ ١٩ ذِي قُوَّةٍ عِندَ ذِي ٱلۡعَرۡشِ مَكِينٖ “Sesungguhnya al-Qur’an itu benar-benar firman Allah yang dibawa oleh utusan yang mulia Jibril, yang mempunyai kekuatan, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah yang mempunyai Arsy.” QS at-Takwiir 19-20 Maksudnya malaikat Jibril adalah malaikat yang punya kedudukan dan tempat yang tinggi disisi Allah. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Aisyah, yang menjelaskan sedikit tentang malaikat Jibril, beliau berkata, “Bahwa Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam bersabda رَأَيْتُ جِبْرِيلَ عَلَيْهِ السَّلَام مُنْهَبِطًا قَدْ مَلَأَ مَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَعَلَيْهِ ثِيَابُ سُنْدُسٍ مُعَلَّقًا بِهِ اللُّؤْلُؤُ وَالْيَاقُوتُ “Aku pernah melihat Jibril turun memenuhi langit dan bumi dengan memakai pakaian sutera dan melingkar padanya permata dan intan.” HR Ahmad 41/378, 24885 BACA JUGA Sekelumit Pengetahuan tentang Malaikat dari Alquran dan Hadis 2-Tugasnya Masih dalam riwayat Imam Ahmad dalam dari jalur periwayatan sahabat Abdullah bin Mas’ud, ketika menjelaskan firman Allah tabaraka wa ta’ala وَلَقَدۡ رَءَاهُ نَزۡلَةً أُخۡرَىٰ ١٣ عِندَ سِدۡرَةِ ٱلۡمُنتَهَىٰ “Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu dalam rupanya yang asli pada waktu yang lain, yaitu di Sidratil Muntaha.” QS an-Najm 13-14 Beliau menceritakan, “Telah bersabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam قال رسول الله صلى الله عليه وسلم رَأَيْتُ جِبْرِيلَ عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى عَلَيْهِ سِتُّ مِائَةِ جَنَاحٍ يُنْثَرُ مِنْ رِيشِهِ التَّهَاوِيلُ الدُّرُّ وَالْيَاقُوتُ “Aku melihat Jibril tatkala di Sidratul Muntaha, dirinya memiliki enam ratus sayap yang menaburkan dari bulunya intan dan permata dengan warna yang berbeda-beda.” HR Ahmad 7/31, 915 2 Yang paling utama Adapun malaikat yang paling utama ialah malaikat yang ikut perang Badar, berdasarkan hadis yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dari Mu’adz bin Rifa’ah bin Rafi’ dari ayahnya. Dan ayahnya adalah seorang sahabat yang ikut peperangan Badar. Diterangkan bahwa Jibril bertanya pada Nabi Muhammad SAW, “Apa yang kalian katakan terhadap orang yang ikut perang Badar di kalangan kalian? Beliau menjawab, Muslim terbaik yang ada di antara mereka, atau ucapan yang senada dengan ini.’ Lalu Jibril menimpali, Demikian pula para malaikat yang ikut peperangan Badar.'” HR Bukhari, 3992 [] Referensi Dunia Malaikat Alamul Malaikah/Karya Syaikh Umar alAsyqar dan Khatibul Minbariyah D. Abdul Muhsin al-Qosim/Terjemah Abu Umamah Arif Hidayatullah/Tahun 2014

pengetahuan manusia tentang malaikat sangat terbatas pada